Untuk Usaha Kecil Menengah

Bahan Bacaan


Klik Gambar

Mengapa Periklanan Indonesia Harus Menemukan Gayanya

Mengapa sebuah iklan harus menemukan "gayanya" ? kenapa periklanan harus ada "ciri khasnya" berdasarkan budaya negara atau daerah masing-masing ? Misalnya : Jowo banget, Sumatera banget, thai banget atau jakarte abis! Bukankah sifat kreativitas itu, ketika kita tidak terikat pada sesuatu apapun ?

Ketika kreativitas bertemu disiplin ilmu periklanan, maka ia akan bersinggungan dengan yang disebut brand, target yang segmented dan kemudian berkolaborasi dengan klien brief. yang pada akhirnya kreativitas haruslah menjadi problem solving communication bukan bedasarkan ciri atau gaya.

Bukankah ketika sebuah iklan "dipaksa" untuk memiliki gaya atau ciri khas maka ia akan cenderung masuk kedalam "kotak" ?, Ketika ia masuk kedalam "kotak" bisakah dikatakan kreatif lagi ? Bukankah syarat kreatifitas haruslah "out of the box" ?
Iklan-iklan thailand ataupun India dalam konteks sekarang saya rasa sudah mengarah kesana, sehingga sangat mudah ditebak, dan tak lagi "mengejutkan!" karena semua hampir menggunakan gaya yang sama dan Indonesia terus memaksakan diri untuk "menirunya".

Menurut saya "ciri khas" periklanan ada pada human insight atau masyarakat dan masyarakat pasti akan selalu berkembang dinamis. Saya yakin iklan-iklan thailand dan India tidak akan selamanya menggunakan gaya seperti yang kita liat sekarang, kalo terus seperti itu justru yang terjadi adalah kemunduran kreatifitas.

Dan saya yakin cara para pekerja kreatif periklanan thailand dan India dalam menyampaikan pesan iklan bukan persoalan ciri khas ( thai banget atau India banget ) tapi adalah persoalan "human insight" yang berhubungan erat dengat trend yang disuka masyarakat di masanya dan ini akan terus bergerak dinamis. Kita memang harus mencari format yang tepat, tapi jangan lupa masyarakat berubah cepat.

Share di Sosmed

Arsip

Pembaca

Powered By Blogger
Copyright © Pemasaran dan Periklanan. Template CB